RAFFLESIA TUAN MUDAE

TWA Gn. Dungan, Kalimantan Barat

AIR TERJUN BANANGAR

CAGAR ALAM GN. NYIUT

BEKANTAN

Paloh,Sambas,Kalimantan Barat

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rumah Adat

Siding,Bengkayang, KAl-BAR

PELEPASLIARAN TUKIK

Paloh, Sambas, Kalimantan Barat

KANTONG SEMAR

Kalimantan Barat

LANSKAP CA. RAYA PASI

SKW 3 BKSDA, Kalimantan Barat

Rabu, 11 Juni 2014

TUKIK LARI






Pantai Paloh terletak di Kabupaten Sambas Provinsi Kalimantan Barat. Sebagian dari wilayah ini telah menjadi kawasan lindung dengan pengelolaan Taman Wisata Alam Tanjung Belimbing. Di pantai inilah banyak penyu bertelur dengan segala ancaman dan konfliknya. Pada perkembangannya telur penyu paloh menjadi komoditi perdagangan gelap di Kalimantan Barat dan bahkan di Serawak Malaysia. Hal inilah yg mungkin mempengaruhi populasi penyu di Kalimantan Barat menurun. Upaya konservasi telur penyu dilakukan oleh Seksi Konservasi III Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat dengan mengambil, memelihara pada suatu tempat tertentu yang dijaga keamanannya maupun kesesuaian lingkungannya. Upaya ini dilakukan dalam upaya pengelolaan jenis penyu yang memerlukan perlindungan dan pelestarian. Jenis penyu yang terdapat di wilayah Pantai Paloh antara lain penyu sisik, penyu hijau, penyu lekang bahkan pernah ditemukan telur penyu belimbing disini.

Pelepasliaran tukik hasil pengelolaan telur penyu di Pantai Paloh merupakan kegiatan tahunan yang telah berlangsung tujuh tahun sejak tahun 2008. Dalam kegiatan ini selain SKW III Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Barat sebagai pengelola dilibatkan pula beberapa pihak yang berkepentingan seperti, Pemerintah Dearah Kecamatan Paloh, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sambas, Pemerintah Desa Sebubus Kecamatan Paloh, Pemerintah Desa Nibung Kecamatan Paloh, Komando Rayon Militer Kecamatan Paloh, Sektor Kepolisian Kecamatan Paloh, Ketua SPKP Kecamatan Paloh dan Lembaga Swadaya Masyarakat World Wild Fundation Kecamatan Paloh.



Pelepasliaran tukik di wilayah Taman Wisata Alam Tanjung Belimbing telah menjadi kegiatan tahunan Seksi Konservasi Wilayah III BKSDA Kalimantan Barat. Adapun jumlah tukik yang telah dilepaskan adalah seperti pada bagan berikut :





Jumlah telur penyu yang dilepaskan semakin sedikit dimungkinkan karena jumlah telur yang ditemukan pun semakin sedikit. Telur penyu paloh merupakan komoditi perdagangan gelap di daerah Kalimantan Barat dan Serawak Malaysia. Hal inilah yg mempengaruhi populasi penyu di Kalimantan Barat menurun karena ada permintaan yang tinggi mengenai konsumsi telur penyu. Bahkan Seksi Konservasi III BKSDA Kalbar pernah menemukan penyu paloh dengan perut terbelah dengan kondisi telur yang telah hilang. Oleh karena itu upaya konservasi penyu paloh memerlukan upaya penyuluhan kepada masyarakat sekitar mengenai pentingnya menjaga kelestarian penyu di wilayahnya. Upaya konservasi penyu paloh dirasa semakin penting dilakukan karena ancaman kelestariannya. Akhirnya Seksi Konservasi Wilayah III BKSDA Kalbar melakukan upaya tersebut dengan menjalin kerjasama dari beberapa pihak yang berkaitan agar mendapatkan persamaan visi dan misi pelestarian penyu paloh. Harapannya agar kelak kita tetap dapat menemukan lebih banyak penyu yang singgah dan bertelur di wilayah Pantai Taman Wisata Alam Tanjung Belimbing.

Senin, 02 Juni 2014

VISI, MISI DAN MOTTO

VISI, MISI DAN MOTTO

 

A.    VISI SEKSI KONSERVASI WILAYAH III SINGKAWANG

“Terwujudnya Pengelolaan Kawasan Konservasi, Keanekaragaman Hayati Dan Ekosistemnya Serta Dapat Memberikan Manfaat Bagi Kesejahteraan Rakyat”


B.     MISI SEKSI KONSERVASI WILAYAH III SINGKAWANG

Memantapkan pengelolaan konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya secara in-situ dan eks-situ.   


Memantapkan upaya perlindungan dan pengamanan kawasan konservasi, pengendalian kebakaran hutan, pengendalian tumbuhan dan satwa liar, promosi, bina cinta alam dan penyuluhan serta penegakan hukum.
Kerjasama bidang konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya dengan prinsip kelestarian.
 

C.    MOTTO

“Hadir Untuk Melayani, Memberantas Yang Illegal Dan Melindungi Yang Legal”


STRUKTUR ORGANISASI SEKSI KONSERVASI WILAYAH III BKSDA KALBAR

STRUKTUR ORGANISASI SEKSI KONSERVASI WILAYAH III BKSDA KALBAR




Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat merupakan unit pelaksana teknis setingkat Eselon III yang berada di bawah Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (Kementrian Kehutanan RI). Dalam tugasnya BKSDA Kalimantan Barat dibantu oleh tiga seksi konservasi yaitu Seksi Konservasi Wilayah I Ketapang, Seksi Konservasi Wilayah II Sintang dan Seksi Konservasi Wilayah III Singkawang. Kantor seksi wilayah ini dikepalai oleh pejabat setingkat Eselon IV.

Berikut alamat kami :
Kantor Seksi Wilayah III Singkawang
Jl. Alianyang No. 1 Singkawang
No. Telp. (0562) 631077
Fax. (0562) 631077
Email. 



TAMAN WISATA ALAM SUNGAI LIKU

TAMAN WISATA ALAM SUNGAI LIKU

 

 

 

Kronologsi TWA Sungai Liku ditunjuk dan ditetapkan berdasarkan SK Menhutbun RI No. 259/Kpts-II/2000 Tanggal 23 Agustus 2000 (Penunjukan sebagai Taman Wisata Alam seluas 821,30 ha), SK Menteri Kehutanan RI No. 137/Menhut-II/2004 Tgl 5 Mei 2004 (Penetapan kawasan Taman Wisata Alam seluas 821,30 ha).

Secara administrasi pemerintahan TWA. Sungai Liku terletak di Kecamatan Paloh Kabuapaten Sambas. TWA Sungai Liku merupakan hamparan memanjang yang sebelah Utara berbatasan langsung dengan Laut Cina Selatan. Keadaan topografi secara umum adalah hamparan hutan pantai dan hutan mangrove yang relative datar dengan ketinggian tempat 0 – 5 meter dari permukaan laut. Hampir tidak dijumpai daerah yang tinggi pada kawasan ini, karena tipe hutan mangrove sangat dipengaruhi oleh pasang surut air laut.

Potensi Flora Pada kawasan taman wisata alam ini untuk hutan mangrove terdapat jenis-jenis penyusun antara lain Api-api (Avicenia spp), Tinjang (Rhizophora apiculata), Soneratia (Sonneratia alba), Nyirih (Xylocarpus granatum), dan Tancang (Bruguiera gymnorriza). Sedangkan untuk hutan pantai didominasi oleh Cemara Laut (Casuarina sp), jenis Fauna yang pernah dijumpai pada kawasan ini antara lain Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis), Ular Sanca (Phyton morulus), Biawak (Veranus borneensis), dan Bekantan (Nasalis larvatus). Habitat dan Tipe ekosistem pada kawasan ini adalah vegetasi hutan pantai, vegetasi hutan mangrove.

Permasalahan yang ada pada kawasan ini adalah masih terdapat gangguan terhadap vegetasi mangrove, intrusi air laut, pengambilan kayu mangrove skala kecil dan indikasi penyerobotan lahan.

Upaya dan Tindak Lanjut yang telah dan akan dilakukan adalah patroli pencegahan dan penyadartahuan, operasi intelijen, operasi pengamanan fungsional, operasi SPORC, dan terakhir dilakukan kegiatan Model Desa Konservasi (MDK) di Desa Nibung Kec. Paloh, Kab. Sambas dengan melibatkan peran serta masyarakat ±30 KK, dengan bentuk kegiatan adalah:
1.    Pelatihan PRA.
2.    Pengembangan Kelembagaan.
3.    Pelaksanaan PRA.
4.    Pelatihan Usaha Ekonomi Produktif berupa pengolahan buah berembang (Sonneratia ovate) diolah menjadi dodol dan sirup.
5.    Pertemuan dan Rapat dengan Stakeholder serta pembentukan Mitra Dalam Rangka Menjamin Pasar, Saprodi dan Permodalan.
6.    Penyerahan Bantuan berupa bangunan beton untuk budidaya Kepah dan Kepiting, bantuan jaring untuk budidaya Tengkuyung, serta pondok kerja.
Serta pada bulan Februari 2014 dilakukan kegiatan Survey Populasi Bekantan pada Kawasan Esensial sekitar Kecamatan Paloh.

 

TAMAN WISATA ALAM TANJUNG BELIMBING

TAMAN WISATA ALAM TANJUNG BELIMBING


Kronologis TWA Tanjung Belimbing ditunjuk dan ditetapkan berdasarkan RTRWP Kalimantan Barat Tahun 1995 (Zonasi kawasan sebagai Taman Wisata Alam seluas 810,30 ha), SK Menhutbun RI No. 259/Kpts-II/2000 Tanggal 23 Agustus 2000 (Penunjukan sebagai Taman Wisata Alam seluas 810,30 ha).

Letak geografis kawasan ini terletak di antara 1º 47’00’’ - 1º 50’0’’ Lintang Utara dan 109º 31’ 00’’ - 109º 32’ 00” Bujur Timur.  Berdasarkan wilayah administrasi kawasan ini termasuk ke dalam Kecamatan Sajingan Besar, Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat. Keadaan topografi secara umum adalah hamparan hutan pantai dan hutan mangrove yang relative datar dengan ketinggian tempat 0 – 5 meter dari permukaan laut. Hampir tidak dijumpai daerah yang tinggi pada kawasan ini, karena tipe hutan mangrove sangat dipengaruhi oleh pasang surut air laut.

Potensi Flora yang dominan terdiri dari hutan mangrove pada kawasan ini memiliki jenis-jenis penyusun antara lain Api-api (Avicenia spp), Tinjang (Rhizophora apiculata), Soneratia (Sonneratia alba), Nyirih (Xylocarpus granatum), dan Tancang (Bruguiera gymnorriza). Sedangkan untuk hutan pantai didominasi oleh Cemara Laut (Casuarina equisetifolia), jenis Fauna yang dominan pada kawasan ini terdapat sekurangnya 31 jenis burung. Sedangkan menurut informasi masyarakat setempat jenis-jenis mamalia yang dapat ditemukan pada kawasan ini cukup banyak diantaranya adalah Bekantan (Nasalis larvatus) dan Beruang Madu (Herlactos malayanus) dan untuk jenis reptil yang baru tercatat ada 12 jenis diantaranya adalah Penyu Hijau (Chelonia mydas), Penyu Ridel/Lekang (Lepidochelys olivacea), Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata), Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea), Tuntong (Batagur basca), Buaya Sapit/Senyulong (Tomistoma schelegelii), dan Buaya Muara (Crocodilus porosus) serta Biawak (Varanus salvator).

Potensi Flora Pada kawasan taman wisata alam ini untuk hutan mangrove terdapat jenis-jenis penyusun antara lain Api-api (Avicenia spp), Tinjang (Rhizophora apiculata), Soneratia (Sonneratia alba), Nyirih (Xylocarpus granatum), dan Tancang (Bruguiera gymnorriza). Sedangkan untuk hutan pantai didominasi oleh Cemara Laut (Casuarina sp), jenis Fauna yang pernah dijumpai pada kawasan ini antara lain Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis), Ular Sanca (Phyton morulus), Biawak (Veranus borneensis), dan Bekantan (Nasalis larvatus). Habitat dan Tipe ekosistem pada kawasan ini adalah tipe vegetasi hutan pantai, vegetasi hutan mangrove.

Permasalahan yang ada pada kawasan ini adalah masih dijumpai pencurian telur penyu oleh anggota masyarakat, terdapat kebun masyarakat di dalam kawasan antara lain kelapa dan tanaman lainnya.

Upaya dan Tindak Lanjut yang telah dan akan dilakukan adalah melalui kegiatan pembentukan jarring informasi pengembangan wisata, kegiatan Masyarakat Peduli Konservasi, aktivitas pengumpulan, perawatan dan pelepasliaran penyu dari tahun 2008 s/d 2013 sebagai bentuk kepedulian pelestarian jenis penyu sbb :

No
Jenis Tukik
Upaya Pelepasan (ekor)
Jumlah
KET
2008
2009
2010
2011
2012
2013
1
Penyu Sisik
188
371
1.113
2.436
1.865
214
6.187
Rata-rata tukik yang dilepas berumur ± 3 – 4 bulan
Penyu Hijau
91
209
1.453
484
751
100
3.088
Penyu Lekang
-
-
-
-
4
-
4
Penyu Belimbing
-
-
-
-
-
-
-
TOTAL Pelepasan Tukik s/d 2013
9.279


Kegiatan budidaya ini perlu ditingkatkan terutama pengembangan saran dan prasarana yang konfrehensif, sehingga dapat memberikan percontohan upaya pelestarian jenis penyu di Kec. Paloh, Kab. Sambas dan dikembangkan menjadi pusat pendidikan konservasi, rekreasi dan pariwisata, serta pada bulan Februari 2014 dilakukan kegiatan Survey Populasi Bekantan pada Kawasan Esensial sekitar Kecamatan Paloh.



TAMAN WISATA ALAM GUNUNG DUNGAN

TAMAN WISATA ALAM GUNUNG DUNGAN

 

Kronologis TWA. Gunung Dungan ditunjuk dan ditetapkan berdasarkan RTRWP Kalimantan Barat Tahun 1995 Zonasi kawasan sebagai Taman Wisata Alam seluas 1.142 ha), SK Menhutbun RI No. 259/Kpts-II/2000 Tanggal 23 Agustus 2000 (Penunjukan sebagai Taman Wisata Alam seluas 1.142ha) .

Letak geografis kawasan ini terletak di antara 1º 47’00’’ - 1º 50’0’’ Lintang Utara dan 109º 31’00’’ - 109º 32’00” Bujur Timur.  Berdasarkan wilayah administrasi kawasan ini termasuk ke dalam Kecamatan Sajingan Besar, Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat. Keadaan topografi secara umum adalah dataran rawa dan daerah tertinggi antara lain Gunung Dungan 332 Meter dan Gunung Batu 352 Meter, dengan kelerengan datar sampai dengan agak curam (0% sampai dengan 25%).

Potensi Flora yang menyusun Hutan Wisata Alam Dungan didominasi oleh jenis-jenis dari famili Dipterocarpaceae seperti Dipterocarpus, Dryobalanops, Shorea, Hopea serta famili lain seperti Anacardiaceae, Bombacaceae, jelutung (Dyera costulata), ramin (Gonystylus bancanus), geronggang (Cratoxylon sp.) dan dengan berbagai jenis tumbuhan bawah seperti pandan (Pandanus sp.) rengas (Gluta rengas), bungur (Lagerstromia spiosa) dan ada pula tumbuhan istimewa yaitu belian/ulin (eusyderoxylon swageri).

Potensi Flora yang teridentifikasi atau dilaporkan pernah ditemui di kawasan ini antara lain: beruang madu (Lelarctos malayanus), kera ekor panjang (Maccaca fascicularis), lutung (Presbitys sp.), babi hutan (Sus barbatus) dan biawak (Veranus borneensis), beruang madu (Herlarcos malayanus), beruk (Maccaca nemestrina), rusa (Cervus unicolor), kancil (Muntiacus muncak), binturong (Arctitis biturong) serta trenggiling (Manis javanica) dan kelempiau (Hylobates muellerii). Habitat dan Tipe ekosistem pada kawasan ini adalah Tipe vegetasi hutan kerangas, hutan rawa gambut, dan perbukitan.

Permasalahan adalah bahwa kawasan ini merupakan bekas HPH PT. YAMAKER, Aktifitas Illegal Logging secara parsial pada skala kecil, terdapat kebun masyarakat didalam kawasan antara lain Sahang, Durian, dan keadaan pal batas tidak jelas karena sudah ditumbuhi semak belukar dan hilang/rusak berat dan perkembangan terakhir pada bulan Februari 2014 terdapat Tindak Pidana Illegal Loging dengan skala sedang sebanyak ±800 batang dengan berbagai ukuran.

Upaya dan Tindak Lanjut yang telah dan akan dilakukan adalah operasi pengamanan fungsional, kegiatan patroli pencegahan, kegiatan Identifikasi Jenis Nepenthes, jalan tersebut diatas sampai sekarang masih tetap digunakan oleh masyarakat dan terhadap kondisi pal batas akan direncanakan kegiatan pemeliharaan pal batas/jalur batas dan tindakan pemusnahan terhadap Barang Bukti di TKP.